Selasa, 04 Agustus 2015

Anak investasi?

Anak investasi?




Di era modern ini, seringkali kita mendengan pernyataan itu. Apakah benar anak adalah investasi orang tua? Saya akan jelaskan mengenai investasi terlebih dahulu, investasi adalah kegiatan pembelian atau penyimpanan suatu barang yang akan bermanfaat di masa yang akan datang. Dengan kata lain, pengertian anak adalah investasi adalah cost yang kita keluarkan untuk anak itu akan kita petik dikemudian hari. Sepertinya tidak ada masalah ketika ada pernyataan tersebut. Berikut ini saya coba berikan contoh mengenai kasus pengembangan kepribaian anak.


Orang tua akan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya dan memberikan fasilitas yang terbaik untuk anaknya agar sang anak dapat belajar dengan optimal. Dengan belajar yang optimal maka orang tua akan mengharapkan sang anak menjadi orang yang pandai dan sukses. Investasi mereka akan berakhir dengan sang anak yang memberikan orang tua tempat tinggal, mobil, atau apapun. Nah investasi berhasil pada kondisi seperti itu.

Sayangnya tidak seperti contoh di atas, ada kasus dimana 1 keluarga di karuniai seorang anak yang cacad fisik dan mental sehingga anak tersebut lumpuh total. Sang anak hanya bisa berharap kasih sayang dari orang tuanya tanpa bisa menghasilkan apapun. Itu juga yang dialami oleh salah seorang dari keluarga besar saya. Coba kita terapkan anak adalah investasi dalam kasus ini. Sebagai pebisnis, saya lihat ini anak tidak punya potensi bagus, lalu buat apa saya berinvestasi di tempat seperti itu? Bunuh aja anak itu daripada menyusahkan tanpa ada ROI (Return of investment) yang jelas.

Lalu apakah konsep anak adalah investasi itu salah? saya tidak bisa menyalahkan semuanya karena bahkan ada keluarga saya yang menyatakan untuk buang aja anak yang tidak bisa apa-apa itu. Sayangnya orang tuanya melihat dengan mata yang berbeda, ia melihat anak tersebut adalah titipan dari yang maha kuasa dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Saya mendapat suatu pernyataan baru dimana anak adalah titipan dan tanggung jawab orang tua. Dimana di era yang modern ini seringkali orang tua hanya memikirkan nama baiknya dengan kesuksesan anaknya. Ternyata kondisi yang berbeda dirasakan salah satu keluarga besar saya, bahkan di saat umurnya yang ke 9 tahun dia harus meninggal.

Tiba-tiba saya mengingat lagu pada saat saya kecil, mungkin tidak penting juga:
"Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia"

Itulah cinta tulus orang tua yang digambarkan dalam lagu tersebut. Tidak adanya keinginan untuk mendapatkan sepeser imbalan pun dari orang tua dari anaknya. Orang tua hanya melakukan tugasnya dalam mendidik, menasehati, melindungi, memberikan perhatian untuk sang anak, itu semua dilakukan murni untuk sang anak. 

"Bertumbuhlah nak menjadi seorang yang dewasa, maafkan ibu yang tak bisa memberikanmu makanan yang enak seperti di rumah makan, maafkan bapak yang tak bisa memberikanmu kendaraan mewah seperti anak-anak lain, tapi yang bisa kami lakukan hanya memberikan ilmu dan bekal ketika dewasa nanti, untuk kesuksesanmu nanti. Teruskanlah perjuangan bapak dan ibu yang tidak sempurna ini ke anak-anakmu kelak. Semoga anak-anakmu mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada yang ibu dan bapak berikan."

Ini hanya respon saya sebagai penulis melihat perkembangan mental anak di jaman sekarang. Mental orang tua yang semakin money oriented terkait perkembangan anaknya. Demikian artikel yang bisa saya tulis terkait anak adalah investasi. Semoga bisa bermanfaat untuk pembaca sekalian. Terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar