Selasa, 04 Agustus 2015

Dunia ini grey zone?

Benarkah dunia ini grey zone?

Baik, pada kesempatan ini saya ingin membahas mengenai perubahan dunia, sehingga tak jarang banyak orang menanggapi bahwa dunia ini grey zone (bukan film) atau lebih dikenal zona abu-abu alias tidak ada benar sama salah. Mengapa saya membahas mengenai grey zone? Jujur saja saya masih kurang setuju dengan pendapat seorang dokter yang sudah senior (kira-kira 30 tahun an).


Pada saat itu saya membahas mengenai kegunaan perkuliahan dan menjadi seorang yang berpendidikan. Kali itu saya mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapat saya tentang perkuliahan dan bekerja. Saya menceritakan apa yang saya geluti di bidang IT dimana banyaknya permintaan yang datang dan saya akan ciptakan aplikasi tersebut. Saya ditawari untuk membuat suatu aplikasi berbasis web dengan tema "judi". Maaf bukan lagu rhoma irama ya, tapi benar-benar judi. Berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya dapatkan di bangku perkuliahan, internet adalah kotak bebas dimana kita bebas untuk mengisi internet itu dengan apapun. 

Pada saat itu saya mau untuk mengambil proyek itu dengan alasan ya internet memang kotak bebas. Lalu saya memutuskan untuk menggarap proyek tentu dengan MOU (simplenya perjanjian atau kontrak) yang belum jelas (menurut perundang-undangan yang berlaku judi masuk perbuatan yang tidak boleh dilakukan). Berjalan 3 minggu proyek, saya merasa ada yang salah, internet memang bebas tapi peraturan undang-undang kita juga ada kan walau server saya memakai dari singapore (biar tidak terlacak), lagian saya seorang pelajar apakah tidak ada hal yang lebih baik yang bisa saya lakukan daripada membuat suatu website untuk judi? Hari itu juga saya memutuskan untuk mebatalkan proyek tersebut tentunya saya yang harus membayar clien tersebut atas ganti rugi waktu.

Setelah saya menceritakan tentang kasus yang saya alami, sang dokter pun menambahkan bahwa saya masih terlalu kecil untuk mengetahui dunia. "Dunia ini bukan masalah baik atau buruk, tapi bagaimana bertahan hidup. Dunia sekarang itu grey zone dimana tidak ada baik dan salah semua bisa diputar balikkan dengan uang. Semakinbesar pengaruh uang di dunia ini semakin jelas kan apa yang kita kejar? Kamu sekarang tidak tahu, tapi nanti setelah dewasa kamu akan tahu." sang dokter coba untuk mengutarakan pendapatnya. Entah kesal atau bagaimana saya membalas perkataan dokter itu "Jika memang saya harus sekolah tinggi untuk menjadi seorang yang meraup keuntungan dengan merugikan orang lain, lebih baik Tuhan tidak usah memberi saya otak." Dokter menjawab bahwa menjadi seorang manusia jangan munafik, anda membutuhkan uang kan? tanya sang dokter. Saya menjawab saya bisa mencari uang dengan cara yang saya pikir lebih baik dari itu. Percakapan itupun berakhir, tidak ada rasa marah justru saya ingin melihat cara pandang hidup sang dokter itu seperti apa? Sehingga perdebatan sehat itu mengakibatkan keinginan kita untuk saling berdebat.

Tidak cukup dengan sang dokter itu saja, saya memiliki seorang teman kos yang bekerja disalah satu perusahaan jasa konsultan pajak. Setelah kami semakin akrab dia mencoba untuk menceritakan apa saja yang ia lakukan di perusahaan tersebut. Ternyata dia menjelaskan mengenai kegiatan dalam membuat manipulasi pajak seperti dana siluman perusahaan dengan bekerja sama dengan bank agar pajak perusahaan klient tidak besar, sampai membantu klient dalam persidangan perpajakan. Saya bertanya apakah itu wajar? dia bilang seperti itu wajar didunia bisnis akan selalu ada seperti itu. Apakah tidak ada rasa takut? dia menjawab tentu saja rasa takut itu ada, tapi kita tidak sendirian kok. Lalu apakah menurut anda melakukan tindakan tersebut tidak berdosa? dia bilang pada saat itu tidak, karena dia hanya mengikuti job desk dari perusahaan, lagian juga negara masih sering memainkan anggaran sehingga pajak tersebut tidak sampai ke tangan rakyat. Saya mencoba untuk mengutarakan pendapat saya "Begini mbak, maaf jika saya kurang ajar, ini cuma pendapat saya saja, bukankah dana yang di manipulasi itu seharusnya menjadi milik negara, kan itu sudah menjadi kewajiban perusahaan? Kenapa kita harus pusing memikirkan apa yang dilakukan pemerintah negara itu buruk atau tidak? ini tentang diri kita sendiri. Setidaknya dengan melakukan tindakan yang benar kita mengurangi jumlah orang yang melakukan tindakan buruk."

Setelah melakukan percakapan tadi akhirnya teman kos saya pun merasa bimbang dan beberapa kali ingin memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu. Entah kebutuhan uang yang mendesak dan desakan dari orang lain yang lebih menganjurkan untuk berfikir bahwa dunia ini tidak ada hitam dan putih lakukan saja karena anda butuh uang. Akhirnya rasa ingin keluar itu lama-lama menghilang dan kembali ke habitat awal.

Dari bacaan yang cukup panjang dan cukup melelahkan ini, saya tidak menghakimi bahwa saya benar dan orang lain itu salah. Dunia ini terus berkembang dengan apapun itu perubahannya. Bisnis, teknologi, sosial, tapi lakukanlah apa yang anda anggap nyaman. Jangan biarkan rasa toleransi terhadap suatu hal menutup nuranimu. Sekian artikel yang saya buat mengenai grey zone ini. Terimakasih pembaca.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar